WELCOME
IN MY WORLD !!
Nama : Sunita Fathma Citrawati
Kelahiran : Surabaya, 29 Maret 1996
Status : Pelajar SMA
Warna Favorit : Biru
Makanan Favorit : Semua makanan 4 sehat
Minuman Favorit : Semua minuman segar dan sehat
Peliharaan : Kucing dan hamster
Anime Favorit : Naruto
Tokoh Anime Favorit : Kakashi Hatake
Cita-cita : Dokter atau yang berhubungan dengan biologi
Motto : Terima kasih kepada orang yang dukung aku dan sahabatku
THIS IS MY BELOVED
BEST FRIENDS
The Amazing Bromo : The Adventure of 6 Strong Girls
Halo....!! Sudah lama aku nggak posting about My World hahaha nah kali ini aku mau berbagi pengalamanku bersama 5 sohibku dan 1 nya lagi cowok panda misterius, berpetualang ke...
yap, Bromo, salah satu gunung yang ada di Jawa Timur (sebenernya bukit sih) dan masuk ke dalam TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru). Sebelum kami mulai pergi ke Bromo, duuh izinnya susah amat. Akhirnya dengan bersusah payah sampai titik darah penghabisan (woow) kamipun ber-7 memulai petualangan kami.
Hari itu (20 Maret 2013), cerah sekali di Surabaya, pukul 11 kami pun bersiap untuk berangkat. Ada 3 motor, aku & Kiki, Adna & Wipie, Iren & Devi. Yah, memang kami termasuk cewek-cewek yang super berani hehe. Lama kemudian (Adna dateng molornya minta ampun) kumpul deh 6 cewek ini, tapi tunggu dulu, ada yang kurang, Panda (sebutan aku untuk Barin, teman cowokku) ternyata kebingungan lokasi dimana kami kumpul. 30 menit kemudian, tepatnya pukul 13.00 WIB, kami pun cuss ke Bromo. Ulala~
Kami memilih rute Surabaya - Tongas (Probolinggo) - Sukapura - Cemorolawang - Bromo. Kenapa kami memilih rute ini, karena lumayan mudah dilewati dan tidak terlalu ekstrim ketimbang rute Pasuruan. Di antara kami ber-7, cuma Barin & Devi yang sudah pernah ke Bromo sebelumnya, jadi merekalah guide nya. Sesampainya di perbatasan Sidoarjo - Pasuruan, kami memutuskan beristirahat sejenak di pom bensin & melaksanakan sholat Dhuhur. Perjalanan dilanjutkan, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, kami pun mengisi perut dulu di warung pinggir jalan, tepatnya di Tongas. Sejak dari pom bensin, Barin memisahkan diri dari rombongan, jadi dia tidak ikut makan. Lanjut, tak lama kemudian kami pun sampai di jalan masuk desa Cemorolawang, tepatnya seberang kanan jalan raya besar Probolinggo.
Udara mulai dingin & jalan mulai menanjak, tidak disangka hujan pegunungan menyambut kami, mau tidak mau kami berhenti sebentar untuk memakai jas hujan. Dasar sepeda motor tua, motorku kalau dipakai nanjak sedikit maksa, yah akibatnya aku mesti ketinggalan di belakang sendiri. Dan loh! kok rombonganku gak ada semua, di depanku tak terlihat tanda-tanda ke-4 temanku. Mungkin mereka sudah sampai duluan, batinku. Aku & Kiki pun menikmati pemandangan yang.. subhanallah indahnya ini, bisa bikin mata & pikiran & hati adem liatnya. Barisan bukit berjajar di kanan kadang kiri. Kadang terlihat kebun sayuran yang subur. Penduduk suku Tengger terlihat sedang melakukan aktivitasnya. Satu saat kami berhenti sebentar untuk sekadar foto-foto hehe lumayan view nya oke. Tiba-tiba ada 2 motor melintas di depan kami, wah ternyata itu Adna Wipie Iren Devi, loh mereka kok barusan sampai?? Ternyata mereka kesasar haha padahal guide nya sama mereka. Kami pun melanjutkan foto-foto. Dirasa cukup, perjalanan dilanjutkan. Lalu kami berhenti di pos 2 Cemorolawang, aku pun menelpon Barin. Ternyata dia sudah ada di lautan pasir... cepet banget nih anak, batinku. Devi memutuskan kalau Barin langsung ke pos 3 aja, nanti ketemuan di sana. Oke lanjuuuut~
Sampai di pos 3, kami ber-7 pun bersatu lagi. Di sini banyak persewaan rumah penduduk yang bisa ditinggali untuk para pengunjung, selama Adna Wipie Iren Devi beli kupluk, aku & Kiki bertransaksi kepada seorang bapak yang ingin menawarkan sewa rumah. Satu rumah, dihargai 300 ribu/24 jam. Tapi kata Devi harga segitu masih mahal. Oke kami pun mencari-cari rumah lagi disekitar situ. Waktu menunjukkan pukul 5, kami masih belum menemukan rumah. Lama kemudian, kami sepakat menyewa rumah yang lumayan strategis & nyaman, seharga 200 ribu. Di dalamnya ada 2 kamar, 5 kasur, 1 ruang tamu & 1 kamar mandi, aku sekamar dengan Kiki, Iren & Devi, Adna & Wipie di kasur luar, Barin di kasur depan tv. Fix, kami pun sampai...
Malam harinya, pukul 7, setelah kami beres-beres, istirahat, mandi & sholat, kami pun ngobrol-ngobrol. Air disini luar biasa dinginnya, bahkan untuk sikat gigi aja urung-urungan. Iseng-iseng nih, kami ber-6 buat video harlem shake di dalam rumah tersebut. Sumpah, iseeeeeng banget, tapi gapapa lah, buat have fun selama di Bromo hehehe. Setelah itu kami keluar di halaman rumah, pukul 8. Jalan-jalan enak nih, kami pun berjalan kaki mengitari sekitar jalan. Pukul 9 malam, kami kembali ke rumah & istirahat, bersiap untuk besok pagi berpetualang.
The Adventure is Begin....
Pukul 3 pagi, aku bangun, melihat keluar kamar, rupanya masih tidur semua (kecuali Barin yang melek, bener-bener nocturnal). Setelah aku bangunkan satu per satu, kami lapar & ingin membeli makanan. Di luar ternyata ada orang jual nasi goreng, Iren Adna Wipie Devi pun nyerbu. Sementara aku Kiki Barin di dalam rumah. Tiba-tiba ada suara teriakan dari luar. Ternyata mereka ber-4 lari terbirit-birit melihat keanehan si penjual nasgor itu. Haha ada ada aja. Kami menyantap nasgor itu, baru aja bungkusnya dibuka belum 1 menit, sudah dingin itu nasi. Haaa dinginnya keterlaluan, sampai hambar rasanya nasgor 10 ribuan itu. Setelah makan, kami pun bersiap. Dengan jaket dobel, celana panjang, kupluk, syal, sarung tangan, kaos kaki & sandal gunung, aku pun siap menjelajah Bromo...
Pukul 4 kami memasuki gerbang pos TNBTS, tiketnya murah 10.000/orang & 2.500/motor. Oh ya, Barin memutuskan untuk berjalan kaki, emang sih jarak rumah kami dengan gerbangnya nggak sampe 300 meter. Devi memimpin di depan. Tujuan awal kami yaitu ke Penanjakan 1 melewati lautan pasir. Tapi setelah dilihat sikonnya, kami mengalihkan ke Penanjakan 2 yang jaraknya tidak terlalu jauh dari gerbang kami tadi. Kami menyewa 1 guide asli (untuk membonceng Kiki & menunjukkan jalan), ternyata jalannya nanjak banget wuiih berbatu pula... Sampai di Penanjakan 2, kami membayar ongkos guide 50.000 (patungan lah pastinya). Mulai rame, matahari belum nampak, padahal sudah pukul 5 pagi. Kami berfoto-foto ria dulu sambil nunggu sang fajar muncul. Dan akhirnya pukul 5.30 nampaklah si matahari, yaa.. inilah sunrise di Penanjakan 2, indah bukan...
Selepas melihat sunrise, kami melanjutkan perjalanan menuju bukit teletubbies. Ya, udara makin dingin menusuk tulang hingga ke kalbu (eitseeeh). Segar sekali udaranya, jauh dari polusi kota. Sesampainya di bukit teletubbies (tepatnya di rerumputan ilalang), aku melihat sekeliling, ternyata kami telah dikelilingi bukit-bukit hijau nan segar di mata. Lagi, kami pun berfoto-foto ria. Tidak ingin kehilangan momen yang sangat spektakuler ini. Barin datang terlambat, tapi keren juga tuh anak jalan sampe sini (lumayan jauh loh).
Pukul 7, kami lanjut ke kawah Bromo. Ada cerita lucu saat kami menyusuri lautan pasir ini. Motorku bolak-balik tergelincir bannya, jadi serasa mau jatuh gitu haha. Iren & Devi pelaaan banget motorannya, takut mungkin ya. Wipie & Adna lebih lucu lagi, setiap oleng kaki Adna mesti turun menyangga sepedanya, gimana Wipie gak bingung gitu hahaha..
Sampai di parkiran motor kawah Bromo, kami harus menapaki kurang lebih 400 anak tangga (aku ngitungnya segitu sih) untuk ke atas kawah. Woooo capeknya bukan main, apalagi buat Barin yang sedari tadi jalan kaki. Gila! Tapi namanya juga nyantai, ya kami nyantai gitu naiknya. Kalo capek berhenti, habis itu lanjut, gitu seterusnya. Adna yang emang preman (gak kenal capek) sudah sampai duluan di atas, emang sih Barin duluan yang nyampek (iyalah dia cowok gitu). Di atas aku bisa melihat hamparan perbukitan yang hijau asri dan lautan pasir. Kawah Bromo mengeluarkan asap belerang, untung saja tidak menusuk bau nya. Pukul 9, setelah puas dengan pemandangan di sini, kami pun beranjak pulang ke rumah.
Tiba di rumah, kami istirahat, lalu beres-beres. Eh ternyata petualangan belum berhenti loh, kami memutuskan mengunjungi Air Terjun Madakaripura yang letaknya masih di Cemorolawang. Perjalanan 30 menit, lalu sampailah kami di Madakaripura. Ongkos masuk 3000 rupiah. Di sana kami menyewa guide, yakni penduduk sekitar. Rutenya menyusuri sungai kecil, berbatu, naik turun ke bibir sungai. Selama perjalanan, terdengar gemericik arus sungai yang menyejukkan hati, mengalir tanpa henti. Di dekat air terjun, terdapat tebing yang dialiri air dari atas bukit ini, turun bagaikan hujan, dan wow ada pelanginya loh! Untuk menuju ke air terjunnya lumayan ekstrim. Kami harus memanjat & merayap di tebing yang pijakannya sempit, bawahnya ada sungai yang berbatu (ngeri juga kan kalau jatuh). At last, tibalah kami di Air Terjun Madakaripura. Letaknya memang benar-benar tertutup & pastinya airnya jerniiiiih banget, seger pula. Ini hasil foto-foto kami...
Kembalinya dari air terjun, aku & Barin jalan duluan di depan. Agak sweet lucu gimana gitu, jaketku pake dibawain segala pula ahaha~ temenku di belakang katanya sempat jatuh di sungai gegara kepeleset haha untung gapapa.. Sampai di parkiran, ternyata si guide minta 50.000 ke kami, padahal sebelumnya bilang seikhlasnya aja (dasar deh ya). Alhasil kami patungan & membayar si guide juga mengucapkan terima kasih. Pukul 1 siang, kami harus sayonara untuk Bromo & Madakaripura, karena kami harus pulang ke Surabaya...
Ada cerita lucu lagi nih selama perjalanan pulang, tepatnya di Pos Polisi Porong. Kami ditilang!! iya ditilang!! mana semuanya yang nyetir motor gak punya SIM pula~ lantas kami pun digiring masuk ke Pos. Di dalam Pos pak polisi mulai mencatat stnk kami, gawat!! sidang nih!! mana izin ortunya bohong semua pula!! tenang tenang.. ada triknya kok hehe. 2 temanku adalah anak anggota. Jadi.. kami (Iren Adna aku, yang punya motornya) bilang ke pak pol kalau kita anak anggota. Awalnya mereka nggak percaya, sampe akhirnya kami desak & mereka pun percaya hahaha. Setelah stnk dikembalikan, kami pun cepat-cepat ngeluyur pergi meninggalkan itu pos. Fiuuh... sekali aja ya kayak gini hahaha.
Pukul 4 kami semua tiba di rumah masing-masing. Sungguh petualangan yang hebat!! Capek? iya. Letih? iya. Uang habis? iya haha. Tapi semua itu terbayar sama pengalaman indah ke Bromo yang nggak akan pernah aku lupain seumur hidupku. Sekian pengalamanku petualang ke Bromo, semoga bermanfaat yaa~
Wah keren kak ^~^
ReplyDelete